Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati
Soekarnoputri masih menjadi perbincangan yang cukup hangat di kalangan
pemerhati dan peminat masalah politik berkait ucapan “keluar”nya.
“Sebagai kepanjangan tangan partai, kalian adalah petugas partai. Kalau enggak mau disebut petugas partai, keluar!” kata Megawati di sini.
Makna kalimat “Petugas Partai” pun sontak kembali muncul ke permukaan dan sebagian pihak menilai pidato politik Megawati itu cenderung telah melecehkan presiden Jokowi yang merupakan kader PDIP juga.
Diasumsikan arah ucapan “keluar” Megawati ditujukan kepada Jokowi, meski Megawati sama sekali tidak menyebut satu nama pun dalam pidato politiknya tadi.
Hal lain yang dinilai cukup kontroversial adalah keputusan Megawati yang memasukkan nama Puan ke dalam kepengurusan PDIP yang baru.
Kesannya terlalu dipaksakan dan ditengarai sedang mempersiapkan trah Soekarno sebagai pucuk pimpinan PDIP berikutnya.
Meski Puan langsung dinonaktifkan dari jabatan partai, tetap saja dianggap trik ecek-ecek atau sekadar memenuhi pernyataan presiden Jokowi yang tidak menginginkan menteri-menteri kabinet masih aktif di partai politiknya.
Benarkah ini semacam trik ecek-ecek?. Apa hubungannya dengan “keluar” yang diucapkan oleh Megawati tadi?. Berikut ini analisis ecek-ecek yang tidak membuat orang lain menjadi mewek atau termehek-mehek.
Mudah-mudahan tidak ada yang ngenyek atau mencibir, apabila tulisan ini diakhiri dengan trik yang bukan ecek-ecek.
“Sebagai kepanjangan tangan partai, kalian adalah petugas partai. Kalau enggak mau disebut petugas partai, keluar!” kata Megawati di sini.
Makna kalimat “Petugas Partai” pun sontak kembali muncul ke permukaan dan sebagian pihak menilai pidato politik Megawati itu cenderung telah melecehkan presiden Jokowi yang merupakan kader PDIP juga.
Diasumsikan arah ucapan “keluar” Megawati ditujukan kepada Jokowi, meski Megawati sama sekali tidak menyebut satu nama pun dalam pidato politiknya tadi.
Hal lain yang dinilai cukup kontroversial adalah keputusan Megawati yang memasukkan nama Puan ke dalam kepengurusan PDIP yang baru.
Kesannya terlalu dipaksakan dan ditengarai sedang mempersiapkan trah Soekarno sebagai pucuk pimpinan PDIP berikutnya.
Meski Puan langsung dinonaktifkan dari jabatan partai, tetap saja dianggap trik ecek-ecek atau sekadar memenuhi pernyataan presiden Jokowi yang tidak menginginkan menteri-menteri kabinet masih aktif di partai politiknya.
Benarkah ini semacam trik ecek-ecek?. Apa hubungannya dengan “keluar” yang diucapkan oleh Megawati tadi?. Berikut ini analisis ecek-ecek yang tidak membuat orang lain menjadi mewek atau termehek-mehek.
- Megawati dan PDIP mengingatkan Jokowi bahwa dirinya bisa “keluar” dari istana atau tidak menjadi presiden lagi jika tidak ada dukungan politik dari PDIP yang merupakan partai politik pendukung pemerintah yang terbesar.
- Seandainya presiden Jokowi masih bisa bertahan tanpa dukungan politik PDIP, kemudian Puan dikeluarkan dari kabinet, Puan akan kembali menjadi pengurus partai.
- Presiden Jokowi, Megawati dan PDIP masih atau tetap mesra ke depannya?. Puan tetap keluar dari kabinet atau tidak akan menjabat menteri selama 5 tahun masa pemerintahan Jokowi. Makanya Puan tetap masuk dalam kepengurusan partai yang baru dan langsung dinonaktifkan untuk diaktifkan kembali nantinya.
- Sengaja diangkat ke permukaan kontroversi “Petugas Partai” dan “keluar” itu agar terkesan Jokowi sudah dilecehkan yang akan menarik simpati dan menaikkan kembali citra Jokowi yang ditengarai sudah mulai menurun.
Mudah-mudahan tidak ada yang ngenyek atau mencibir, apabila tulisan ini diakhiri dengan trik yang bukan ecek-ecek.